Keperawanan adalah konsep yang rumit. Betapa tidak, di satu sisi ada anggapan bahwa melepaskan keperawanan terutama pada perempuan harus “dirayakan” dan harus dilakukan bersama seseorang yang mereka sayang. Tapi ada juga anggapan bahwa keperawanan hanya sekadar selaput dara, dan sebagai makhluk seksual maka berhubungan seks dianggap sebagai sesuatu yang alamiah tak peduli apakah perempuan tersebut seorang perawan atau bukan. Benarkah demikian?
Kami mengumpulkan berbagai pengalaman tentang makna kehilangan keperawanan kepada 8 perempuan, dan ternyata keragaman pengalaman yang mereka berikan menunjukkan bahwa ada begitu banyak pandangan tentang kehilangan keperawanan.
Claudia, 30 tahun
“Dia sudah menikah, dan dia berusia 30 tahun lebih tua dariku. Dan aku merasa bersalah sekali. Ya, memang aku yang mengejar-ngejarnya dan terus mendorongnya untuk mau bercinta dengan aku, seorang gadis perawan. Hingga akhirnya ia telanjang dan menggeliat di atas aku dan ‘memasuki’ diriku, pada saat itu aku berharap bahwa aku tidak melakukan ini sejak semula!”
Mona, 30 tahun, mengaku kehilangan keperawanan di usia 17 tahun
“Pengalaman aku kehilangan keperawanan sama sekali tidak sakit, tapi itu bukan berarti hal yang baik! Aku masih berumur 15 dan dia hampir 19 tahun. Kami tidak pernah membicarakan jika kami telah pernah berhubungan seks sebelumnya, tetapi sepertinya baik aku dan dia sama-sama perawan. Aku pernah melakukan blowjob dan meraba-raba pacar-pacarku sebelumnya, jadi seharusnya melakukan hubungan seks bukan masalah besar bagiku. Tapi ternyata aku salah, karena justru aku tidak terangsang sama sekali. Dan akhirnya kami berhenti berusaha dan membuat percakapan yang ringan sehingga aku mulai terangsang kembali dan bisa melakukan dengan benar.”
Fitriana, 20 tahun
“Aku kehilangan keperawananku ketika masih berusia 15 tahun, dengan pacarku yang saat itu berusia 17 tahun. Dan kami sama-sama perawaan. Memang kamu tidak harus menikah dengan seseorang di mana kamu berhubungan seks untuk pertama kalinya. Namun, ketika aku sudah bercerai dan kembali bertemu dengannya di Facebook, dia memintaku untuk menikah dengannya dan kami berbahagia bahagia hingga saat ini.”
Dessy, 35 tahun
"Aku melakukan hubungan seks pertama kali di dalam sebuah mobil, dengan seorang teman sekolah yang juga masih perjaka ketika aku masih berusia 18 tahun. Dan aku sudah naksir dia sejak lama! Ketika melakukannya aku sama tidak merasa sakit, dan bahkan setelah selesai bercinta aku langsung keluar dari mobilnya dan pulang ke rumah. Status kami memang tidak berpacaran, tetapi kami rutin bercinta selama tiga tahun ke depan dan tidak berkencan dengan orang lain. Dia adalah cinta pertamaku dan aku tidak menyesal sesaat pun, meski selama di sekolah kami tidak berteman. Dan meski aku sudah lama tidak melihatnya, aku masih mengenang akan pengalaman bercinta dengan dirinya.
Sofia, 25 tahun
“Itu adalah malam paling tidak romantis yang bisa aku bayangkan. Kami berdua sama-sama berusia 17 tahun, dan ia menginap di rumahku karena orang tuanya berada di luar kota. Ketika melakukannya, ibuku sedang pergi ke luar, dan aku sangat ketakutan saat medengar suara bel di rumah berpikir bahwa ibuku akan memergoki kami! Jadi kami terburu-buru mengenakan pakaian dan ternyata yang datang adalah teman-teman kami. Dan ternyata mereka sempat melihat bahwa ada pembungkus kondom di tempat sampah sehingga kami benar-benar dipermalukan saat itu."
Fatimah, 25 tahun
“Aku masih berusia 16 tahun saat pertama kali melakukannya. Dan ketika tubuhnya berada di atas tubuh aku, aku ingat bertanya kepadanya apakah ia yakin bahwa ia ingin melakukan itu, dan aku ingat ia menjawab dengan ragu. Dan aku kembali bertanya, apakah penisnya sudah berhasil memasuki vaginaku, dan ia menjawab sudah dan heran kenapa aku tidak bisa merasakannya. Tak lama pria tersebut berkata bahwa rasanya sangat menakjubkan padahal aku sama sekali tidak merasakan apa-apa.”
Lucia, 22 tahun
“Aku meremas mataku begitu kuat ketika berhubungan seks pertama kali sehingga lensa kontakku meloncat ke luar! Ya, aku masih berada di sekolah menengan waktu itu, dan hanya berdua dengan pacarku di mana kami melakukannya di runag tamu. Karena lensa kontak mataku keluar terpaksa kami harus berhenti melakukannya!”
Putri, 25 tahun
“Satu-satunya hal yang tidak dia ketahui tentangku adalah aku masih perawan, meski waktu itu aku sudah berusia cukup dewasa yakni 24 tahun. Aku berpacaran dengan seorang pria yang tidak mengetahui bahwa aku masih perawan, dan setiap kali kami bermesaraan aku membuat alasan konyol untuk tidak berhubungan seks dengannya karena aku takut berdarah dan takut ketahuan bahwa aku masih perawan. Karena lingkungan pergaulanku mengartikan seorang gadis yang masih karena idak ada pria yang menginginkannya. Aku ingin berhubungan seks dengannya, tapi aku tidak ingin dia mengetahui bahwa aku masih perawan. Jadi ketika kami minum-minum, kami pergi tidur dan kami melakukannya. Aku bahkan tidak berdarah, mungkin karena selaput daraku sudah “rusak” lantaran aku bermasturbasi, tetapi dia tidak menyadari bahwa itu adalah pertama kalinya bagiku. Dan saat itu begitu gugup, begitu takut ketahuan sehinga aku tidak terlalu menikmatinya.”