Tak dipungkiri istilah wanita malam tidak pelak memunculkan dua persepsi yang berbeda. Di satu sisi, persepsi tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab mereka menjadi wanita seperti seperti kemiskinan, pernah diperkosa atau dilecehkan seksual, atau menjadi korban perdagangan manusia. Di sisi lain, gambaran wanita malam lekat dengan glamornya kehidupan yang mereka lakoni seperti mengenakan tas bermerk, perhiasan, tinggap di apartemen eksklusif, mengendari mobil mewah dan semua mereka jalani agar tetap bertahan di dunia hedon tersebut. Belum lagi, kegemaran mereka mengunjungi dunia malam dan pusat hiburan malam lainnya yang tentu membutuhkan banyaj uang.
Apa sebenarnya hidup yang dijalani wanita malam atau pekerja seks komersial (PSK) ini sesungguhnya? Beberapa orang mungkin menganggap film Pretty Woman yang dibintangi Richard Gere dan Julia Roberts adalah contoh nyata kisah wanita malam kepas atas.
Seorang wanita malam kelas atas mengungkapkan bagaimana kehidupannya sehari-hari, di akun berbagi Reddit. Wanita berusia 25 tahun itu mengaku telah terjun ke industri prostitusi sejak remaja dan bekerja di salah satu rumah pelacuran kelas atas di Sydney, Australia. Menurut wanita yang tak disebutkan namanya itu, ia mendapatkan cukup banyak uang dari profesinya tersebut. Walau nantinya terdapat potongan untuk segala hal.
Untuk satu jam pertama misalnua, ia mendapat 5,5 juta rupiah, 10 juta untuk jam kedua, dan 3 juta untuk setiap jam setelahnya. Jumlah tersebut tentu tak sama bagi tiap orangnya. Wajar bukan jika banyak wanita berbondong-bondong ingin menjadi seorang PSK?
Hal-hal yang tak ingin dia lakukan
Tapi, tidak benar kalau seorang wanita malam mau melakukan apa saja untuk pelangganya. Menurut wanita itu, ada beberapa hal yang tak akan ia lakukan dan pelacur lainnya pun memiliki batas tersebut. “Aku tak akan mau bermain dengan dua orang sekaligus, pelanggan yang punya fetish aneh, peran incest, berlumuran lumpur, dan dibawa ke luar kota untuk waktu yang lama,” ujar dia seperti dilansir dari Mirror
Pelanggan yang memakai jasanya
Sebagian besar pelanggan yang ia layani berusia antara 40-60 tahun. Hal ini dikarenakan pada usia demikianlah biasanya seorang pria memiliki penghasilan berlebih yang membuatnya mampu memesan jasa prostitusi kelas atas.“Saya paling senang dengan orang Asia, India, dan Kaukasia. Mereka sopan dan murah hati,” kata dia.
Sejak menjadi pekerja seks, ia mengaku telah tidur dengan 1.100-1.200 laki-laki. Ada kalanya, ia bertemu dengan klien yang tidak menarik. Tapi ia mengabaikan hal tersebut selama mereka bersikap sopan dan bersih. Wanita itu mengaku, teman-teman dan keluarganya tahu apa pekerjaannya sebenarnya. Ia berusaha tidak menutupi pekerjaannya pada pacarnya. Hal tersebut membuat ia tak pernah berkencan dalam waktu yang lama.
“Dunia pelacuran ini tidak hitam-putih belaka. Beberapa dari kami bekerja di jalanan, ada pula yang tidur dengan CEO di hotel mahal. Tapi itu tidak mengidentifikasikan kami semua,” aku dia.Dalam penjelasannya, ia mengakui kalau gangguan syaraf yang ia derita membuat ia mesti meninggalkan industri kelam itu. Kini setelah pensiun, ia berencana untuk mengejar gelar Master dan hidup normal seperti wanita lainnya.
Rupanya tak melulu wanita malam berkubang dalam pekatnya malam.