Dunia malam sejatinya juga identik degan layanan pijat plus plus atau pijat esek-esek, yang bisa memberikan Anda relaksasi dengan pijatan sensual atau erotis yang dilanjutkan dengan sesi bercinta meski sejatinya Anda bisa melakukan ini di siang hari. Di Jakarta, jumlah usaha griya pijat, mulai dari panti pijat tradisional sampai pijat plus modern dilengkapi sauna/spa mencapai ratusan lokasi. Jenis usaha tersebut ada yang berdiri sendiri di perumahan dan ruko maupun berdiri menyatu dengan bangunan hotel.
Seperti di Orchardz Hotel, di mana para tamu yang ingin relaks, berendam di kolam air hangat/dingin, lalu menghangatkan diri di ruang sauna, dan berlanjut ke ruang terapi untuk dipijat. Berdasarkan pantauan lokasi, tamu yang mau pijat sauna, pertama kali harus mendaftar ke petugas resepsionis. Selanjutnya, tamu diberikan gelang elektrik sebagai catatan transaksi secara nontunai. Di situ tertera tarif penggunaan fasilitas sauna/spa plus jasa pijat atau refleksi selama 90 menit antara Rp 250 ribu dan Rp 300 ribu. Tamu yang hanya menggunakan fasilitas spa dikenakan tarif Rp 100 ribu.
Lalu, tamu diarahkan menuju ruang loker untuk menyimpan pakaian dan hanya mengenakan celana pendek yang telah disediakan. Setelah itu tamu menuju ke tempat fasilitas yang terdiri dari kolam cetek air hangat maupun dingin, ruang panas sauna, dan mandi uap. Setelah itu tamu masuk ke ruang lainnya untuk memilih terapis yang umumnya adalah wanita muda cantik dan berpakaian seksi. Ruangan ini dilengkapi meja makan dan layar lebar sehingga tamu bisa makan sambil nonton film dan juga memilih wanita terapisnya yang berkumpul di ruangan itu pula.
Setelah dapat terapis yang cocok, kemudian tamu dipersilakan menuju kamar privat yang mana dinding dan plafonnya di kelilingi kaca cermin sehingga kita bisa melihat apapun dari semua sudut pandang. Di dalam kamar yang sejuk dan temaram, terdapat kasur empuk dan kamar mandi. Meski di dalam kamar terdapat tulisan ‘Dilarang Berbuat Asusila’, namun setiap pintu kamar dilengkapi kunci dari dalam. Jadi, apa yang dilakukan antara tamu pria dan pemijat wanita seksi, hanya mereka berdua yang tahu.
Konon, jika si tamu ingin dilayani lebih dari sekadar pijatan, maka harus mengeluarkan uang ekstra yang lebih besar dari tarif pijat sauna, jangan lupa gunakan kondom. Menurut penulis buku ‘Jakarta Undercover,’ Moammar Emka, Layanan esek esek yang ada, tidak disajikan layaknya menu pada sebuah kafe. Mereka hanya menjual jasa pijat. “Di panti pijat menu-menu itu (layanan esek-esek) adanya di dalam kamar, tidak kemudian dia menjadi semacam menu yang ditawarkan dengan terus terang seperti halnya di kafe. Jadi, sebenarnya dijual bukan layanan ‘mandi kucing’, yang dijual memang jasa pijatnya,” terangnya. Yang terjadi ketika berada di dalam kamar, sambungnya, adalah transaksi antara terapis dengan pelanggan. “Yang ada hanya semacam menyewakan kamar saja. Kan layanan pijat ada durasinya, ya pengelola hanya melakukan kayak di hotel menyewakan kamar,” kata Emka.