Ada lockdown atau tidak yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 (virus corona), Amaya Howard berencana untuk bersantai setelah seharian bekerja dengan minum wine bersama teman-temannya. Tetapi karena seluruh bar telah ditutup di seluruh Amerika Serikat, mereka bertemu secara online melalui Houseparty - salah satu dari sejumlah aplikasi panggilan video berkelompok yang ramai digunakan sejak pandemi virus corona COVID-19 melanda dunia.
“Kami menggelar happy hour melalui aplikasi ini. Minum wine dan saling berbincang, selayaknya saat kami tengah menikmati dunia malam di sebuah pusat hiburan malam seperti bar dan klub malam” katanya, seperti yang dikutip dari AFP. “Perbincangan ringan, tetapi kadang-kadang seseorang berkata, ‘Saya tidak percaya betapa gilanya situasi ini.’”
Howard bukan satu-satunya pengguna aplikasi panggilan video berkelompok. Sebab unduhan Houseparty yang sebelumnya telah populer di kalangan remaja sejak beberapa tahun yang lalu, telah meningkat sepuluh kali lipat menjadi 210 kali per hari, menurut Apptopia.
Jumlah unduhan aplikasi lain, seperti Zoom digunakan untuk urusan kerja jarak jauh, serta Google Hangouts, Skype dan Rave juga mengalami peningkatan.
Bagi Esmee Lavalette, seorang mahasiswa film Belanda di Los Angeles, lockdown telah memberikan kesempatan untuk berbincang dengan teman-teman di Belanda, meskipun perbedaan waktu mengharuskannya “minum-minum di siang hari.”
“Mereka selalu menggelar acara minum malam mingguan, tetapi sekarang karena semuanya dibatalkan, mereka memutuskan untuk melakukannya di Houseparty,” katanya. “Dan sekarang untuk pertama kalinya dalam waktu satu setengah tahun, saya bisa bergabung dengan mereka. Jadi saya mabuk sekitar jam 2 siang sesuatu yang tidak mungkin saya lakukan ketika hiburan malam masih beroperasi.”
Panggilan video berakhir ketika malam semakin larut di Eropa dan Lavalette pun kembali ke pekerjaan rumahnya. Bahkan acara minum-minum saat kelulusannya, yang dijadwalkan akan berlangsung minggu ini, kini dialihkan ke dunia maya. “Saya masih punya banyak sisa bir sehingga saya akan meminumnya,” kata Lavalette. “Juga beberapa vodka.”
Keseruan dunia malam yang berpindah ke dunia maya
Selain untuk acara minum-minum, banyak yang menggunakan aplikasi panggilan video berkelompok demi kesehatan mentalnya, di tengah situasi yang tidak menentu ini.
Rachel Chadwick, seorang pekerja pemerintah di Leeds, Inggris, telah berjuang dengan kecemasan dan depresi. “Saya cukup ekstrovert, jadi jelas isolasi diri ini sangat sulit bagi saya,” katanya.
Aplikasi panggilan video berkelompok juga memungkinkan seseorang untuk mendapatkan teman baru. Howard, sekarang kembali ke rumah di Dallas, biasa mengobrol dengan aplikasi perjalanan saat tinggal di Philadelphia, tempat dia bekerja di sebuah LSM.
Mereka baru-baru ini menggunakan ke Houseparty, di mana mereka semua bertemu untuk pertama kalinya secara tatap muka. “Kami mungkin akan menggunakannya sampai pukul 04.00 sambil minum-minum,” katanya. “Mereka tidak terlihat seperti orang asing sekarang.”
Di Jakarta, imbauan Pemprov DKI Jakarta untuk mengurangi keramaian membuat banyak bar dan klub malam kini mengubah fungsi tempat usahanya menjadi restoran agar tetap buka dan bisa menghidupi karyawannya. Beberapa tempat hiburan malam yang mengubah fungsinya menjadi restoran dengan sistem pesan antar ialah The Safehouse dan Kilo Lounge.
Sementara itu, pengelola Zodiac memilih untuk aktif di internet demi menghibur pengunjungnya. Klab malam di bilangan Senopati, Jakarta Selatan, itu telah berhenti beroperasi untuk waktu yang belum ditentukan. Kini, melalui situs zodiacjakarta.com, pengunjung bisa mendengarkan musik-musik yang dilantunkan para DJ sembari mengisolasi diri di rumah.