Penutupan tempat hiburan malam di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jakarta ketat tidak hanya membuat para pengusaha menjerit. Para pekerja tempat hiburan pun terdampak kebijakan tersebut. Banyak pekerja yang dirumahkan hingga diberhentikan karena tempat mata pencahariannya ditutup. Hal ini membuat sejumlah wanita pekerja hiburan malam berencana turun ke jalan untuk aksi unjuk rasa di depan kantor Balai Kota Jakarta.
Para pekerja hiburan malam menuntut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka kembali tempat hiburan malam di tengah masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat. Aksi bertajuk ‘Gerakan 1001 Malam’ itu rencananya akan diikuti 1.000 pekerja dunia hiburan, seperti disk jockey (DJ), pemandu lagu, pekerja spa, dan tempat hiburan malam lainnya.
“Mereka tuntutannya kenapa mal bisa dibuka, pasar bisa dibuka, terus tempat publik lainnya bisa dibuka? Tapi kenapa dunia malam ditutup? Kalau mereka inginnya tetap dibuka tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19, bila perlu dengan rapid test,” kata penanggung jawab aksi, Lisman Hasibuan.
Ketua Infokom DPP PEKAT Indonesia Bersatu itu mengatakan para pekerja tersebut kehilangan mata pencariannya karena tempat hiburan malam tidak diperbolehkan beroperasi di tengah pandemi. Sementara para pekerja tempat hiburan malam tidak mendapatkan pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
“Kasihan mereka ada yang ngeluh, anak-anaknya ada, anak-anaknya mau makan apa, ada yang tulang punggung keluarga. Susah mau cari kerjaan apa di Jakarta ini sementara pemerintah nggak siapkan lapangan pekerjaan,” katanya.
Pihaknya meminta agar Pemprov DKI Jakarta memberikan kelonggaran terhadap pengusaha hiburan malam. “Artinya kalau dibuka dengan jam 12.00 WIB malam ditutup nggak masalah, kita nggak minta sampai pagi, artinya dibuka sampai jam 12.00 WIB malam dengan protokol kesehatan,” tandasnya.
Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan Jakarta (Asphija) Hana Suryani menyatakan bahwa gerakan tersebut tidak terkait dengan asosiasinya. Mengenai demo yang akan dilakukan ormas PEKAT IB, kalau saya dari Asphija tidak mengetahui sama sekali dan tidak ada sangkut pautnya. Jadi biar temen-temen di luar sana paham ini gerakan yang berbeda, kita tidak tahu," kata Ketua Asphija Hana Suryani.
Meski begitu, Hana mengaku saat ini Asphija tengah melakukan mediasi dengan Anies Baswedan terkait pembukaan kembali tempat hiburan di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). “Kalaupun dari asosiasi ada upaya-upaya untuk membuka atau mengetuk pintu hati Pemprov, itu dilakukan dengan upaya yang prosedural. Bagaimana kalau sekarang saya secara pribadi dibantu tim di Asphija membuat materi paparan ke gubernur untuk alasan-alasan mengapa hiburan itu harus dibuka, kekuatannya di mana, dan mengapa dia harus dibuka,” katanya.