Seorang gadis remaja dan teman-temannya dinyatakan positif terpapar virus corona tidak lama setelah dia mengunggah video TikTok saat pergi ke sebuah bar untuk berpesta. Ya, ini merupakan kabar buruk bagi pecinta dunia malam khususnya penikmat bar di belahan dunia Amerika Serikat (AS).
Lauren Bouskila dan dua temannya dinyatakan positif terkena Covid-19 setelah berpesta di Gainesville, Florida, AS. Dalam unggahan video di TikTok Lauren, ketiganya terlihat pergi ke bar tanpa menggunakan masker. Mereka asyik menikmati menu di tempat tersebut di dalam ruangan yang penuh pengunjung.
Dalam unggahannya tersebut, Lauren sempat menulis sebuah narasi. " Gainesville nyaris tidak memiliki kasus. Kami akan baik-baik saja!" sesumbarnya.
" Pihak bar melakukan protokol kesehatan," tulis Lauren dalam unggahan TikTok-nya.
Beberapa hari setelah video itu diunggah, Lauren membagikan sebuah rekaman yang menyatakan dirinya positif telah terpapar Covid-19.
Saat pulang ke rumah setelah pergi ke bar tersebut, Lauren dan kedua teman sekamarnya merasakan gejala virus corona seperti demam, keringat berlebih dan memiliki masalah perut. " Aku benar-benar sakit," tulis Lauren dalam unggahan video TikTok-nya.
Dalam sehari, video TikTok tersebu telah ditonton lebih dari satu juta kali sebelum Lauren memutuskan untuk menghapusnya.
Gubernur Florida, Ron DeSantis, menyalahkan kalangan muda atas lonjakan tinggi kasus Covid-19 di Florida. Ia juga mengklaim bahwa para remaja tidak bisa mengikuti aturan dan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah setempat. “Mereka selalu melakukan apa yang mereka mau,” katanya pada sebuah konferensi pers.
Ia melanjutkan, " Jika Anda lihat, sejauh ini, kelompok yang terpapar Covid-19 berusia 25-34 tahun."Florida telah mencatat lebih dari 146.000 kasus virus corona dan setidaknya 3.447 kematian, menurut angka terbaru dari Universitas Johns Hopkins.
Universitas John Hopkins mengkonfirmasi bahwa kasus virus corona di seluruh dunia telah melewati tonggak sejarah mencapai angka 10 juta. Di mana Amerika Serikat sejauh ini menjadi negara yang paling terpukul, dengan menjadi negara nomor satu pasien virus corona terbanyak di dunia.
Beberapa negara yang sebelumnya melonggarkan kebijakan lockdown, saat ini negara-negara tersebut memberlakukannya lagi untuk mencegah terjadinya gelombang kedua infeksi. Meskipun terjadi kekacauan, Presiden Donald Trump masih tetap menyepelekan pandemi dan bersikeras negara itu akan kembali normal.