Dunia malam memang identik dengan hiburan malam yang tak jarang melibatkan hubungan seksual di antara para penikmatnya. Dan, untuk menambah sensasi bercinta, tak jarang para pelaku menggunakan obat-obatan perangsang untuk menambah gairah. Seperti Sex Drops atau obat perangsang wanita, yakni suplemen pembangkit libido wanita yang mengklaim mampu meningkatkan pelumasan vagina, meningkatkan aliran darah ke vagina demi peningkatan sensitivitas, sekaligus juga melipatgandakan intensitas dan frekuensi orgasme saat berhubungan intim. Terdengar sangat bombastis, bukan?
Sex Drops
Umumnya tersedia dalam bentuk cair yang dikemas botolan kecil per 5 ml, layaknya botol obat tetes mata atau botol mini berpipet. Cairan ini tidak berwarna, berbau,dan tidak memiliki rasa sama sekali. Untuk mendapatkan khasiat yang (katanya) bertahan lama hingga empat jam, yang perlu pasangan Anda lakukan hanyalah mencampurkan beberapa tetes cairan Sex Drops (sekitar 5 tetes setiap kali) ke dalam minumannya.
Bahan utama Sex Drops
Beberapa bahan utama yang digunakan untuk meramu obat perangsang ini termasuk air, gula, melatonin, dan ekstrak Canitis. Melatonin sejatinya adalah hormon tidur yang diproduksi mandiri oleh tubuh dalam kelenjar pineal dalam otak, di mana disfungsi seksual seringkali merupakan hasil dari gangguan produksi melatonin alami dalam tubuh. Di sisi lain, Canitis (Cantharidin) adalah afrodisiak yang kuat dan merupakan salah satu pembangkit gairah untuk wanita yang tertua dan paling populer. Beberapa bahan lain yang mungkin adalah Horney goat weed, Yohimbe, Damiana, L-Arginine, Panax Ginseng, Vitamin B3, dan Cordyceps.
Apakah menggunakan Sex Drops aman?
Para dokter dan ahli kesehatan telah mewanti-wanti masyarakat untuk lebih bijak dan berpikir seribu kali tentang suplemen perangsang seksual yang ramai beredar di pasaran, lantaran ada satu hal yang luput diumbar oleh para produsen obat kuat yang dijual secara ilegal ini. Banyak produsen nakal yang tidak mencantumkan daftar lengkap bahan yang digunakan dan/atau membuktikan keamanan atau efektivitas produk mereka. Padahal, untuk bisa beredar di Indonesia, suplemen makanan dan obat-obatan herbal dharus mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) guna dibuktikan keefektivitasan dan keamanannya.
Belum lagi, tak sedikit dari produk obat perangsang wanita ini mungkin merupakan obat plasebo alias obat kosong tanpa khasiat nyata (hanya mengandung pati, gula, atau garam). Ini membuat penggunaan dan efektivitas obat-obatan tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Dan, banyak produk obat perangsang wanita yang beredar di dunia maya mungkin dicampur atau mengandung bahan-bahan asing yang mungkin berbahaya namun tidak dicantumkan pada label komposisi. Sebagai contoh, beberapa suplemen obat perangsang wanita mengandung yohimbine, sebuah alkaloid yang diperoleh dari kulit pohon Afrika Barat. Bahan aktif yang terkandung dalam yohimbine meningkatkan aliran darah hingga ke vagina. Tapi efeknya ternyata tidak terbatas pada alat kelamin saja. Peningkatan aliran darah segar dari jantung terjadi di seluruh tubuh, yang dapat menyebabkan stres berat pada jantung pada wanita yang berisiko penyakit jantung atau gangguan pembuluh darah. Beberapa bahan obat perangsang wanita yang tak dicantumkan dalam label komposisi bahkan mungkin belum pernah diuji pada hewan, apalagi manusia.